Kamis, 29 September 2011

मकलाह penyuluhan

TUGAS INDIVIDU
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
“Peran Penyuluhan Dalam Pembangunan Pertanian”
Oleh
MUHAMAD RIDWAN
E 281 08 034
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya
berprofesi dalam bidang pertanian. Kegiatan pertanian tidak bisa dipisahkan
dengan kebutuhan hidup manusia. Pengetahuan serta perkembangan tekhnologi
sangat penting dalam menunjang kemajuan pertanian. Salah satu cara antara lain
adalah penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian
berperan sebagai penghubung yang menghubungkan praktek yang dijalankan oleh
petani dengan pengetahuan dan teknologi petani yang selalu berkembang menjadi
kebutuhan para petani. Agar para petani dapat melakukan praktek-praktek yang
mendukung dalam usaha taninya maka petani membutuhkan informasi inovasi
dibidang pertanian. Informasi tersebut dapat diperoleh petani antara lain dari
PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melalui penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
pertanian. Penyuluhan dapat menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk
mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai
tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana
kebijakan penyuluhan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau
organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut.
PEMBAHASAN
Sudah sejak lama Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan taraf
hidup masyarakat petani yang merupakan porsi terbesar dari struktur masyarakat
Indonesia. Berbagai bentuk program telah diterapkan untuk membantu petani
agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perekonomian di
Indonesia. Berbagai skim bantuan juga telah dilaksanakan mulai dari subsidi
Sarana Produksi, Bantuan Modal Langsung, Kredit Usaha Tani, dan lain
sebagainya yang jumlahnya sangat beragam. Namun hasilnya petani Indonesia
masih berpendapatan rendah, masih tergantung terhadap berbagai bantuan, dan
masih selalu berfikir belum mampu bergerak sendiri dalam melaksanakan usaha
taninya. Begitu pula dengan program-program penyuluhan pertanian yang selama
ini sudah berjalan, belum mampu secara optimal membantu petani dalam
meningkatkan taraf hidupnya, serta belum mampu mendorong petani untuk
menemukan pemecahan masalahnya sendiri dalam melaksanakan usaha taninya
(Mushero, 2008).
Menyadari hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk
merevitalisasi penyuluhan, dan salah satu strategi dalam program tersebut adalah
memberdayakan petani atau kelompok tani melalui Gabungan Kelompok Tani
atau Gapoktan. Melalui Gapoktan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh petani
dalam kelompoknya digabungkan untuk menggerakkan kelompok. Dengan kata
lain petani di didik untuk lebih mandiri dengan mengandalkan kekuatan mereka
sendiri. Selain itu ada yang lebih istimewa dalam program ini, yaitu pemerintah
ingin menaikkan status petani melalui kemandirian dan kreativitas mereka, karena
Gapoktan akan berstatus hukum yang jelas sehingga memiliki daya tawar lebih
tinggi dan diakui secara resmi sebagai suatu kelompok usaha. Gapoktan akan
memiliki berbagai bentuk izin usaha, rekening bank, asset, akte notaris, dan lain
sebagainya selayaknya perusahaan. Selain itu Gapoktan diharapkan mampu
berkembang menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri, sehingga Gapoktan
menjadi pemberdayaan petani andalan dari sektor pertanian saat ini
(Mushero, 2008).
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan
tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den Ban
dan Hawkins, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (1994) yang
menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani,
yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan
kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang
selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran.
penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan
peningkatan kemampuan diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih
baik. Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat
digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak,
petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan
agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai
sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi
pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang
semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan seperti
ini harus berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan dengan cara yang berbeda
dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang
efektif sangat penting di dalam situasi tersebut terutama di negara yang sedang
berkembang (Ilham, 2010). Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan
bahwa konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial
yang disadari. Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk
membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang
benar serta mengubah perilaku petani menjadi lebih baik. Peranan merupakan
aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan menunjukkan dia menjalankan
perannya. Hak dan kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang
sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan
harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009). Menurut
Fashihullisan (2009) peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu:
menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga
menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk
menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam
mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai
lingkungan sosialnya. Peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat
dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu :
1. Peran fasilitator (Facilitative Roles),
2. Peran pendidik (Educational Roles),
Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu:
sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang
kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat
petani. Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang peran penyuluh yang
sangat penting bagi terwujudnya pembangunan pertanian moderen yaitu
pembangunan pertanian berbasis rakyat. Peran penyuluh tersebut adalah:
1. Sebagai peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi,
penyuluh menyampaikan, mendorong, mengarahkan dan membimbing petani
mengubah kegiatan usahataninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.
2. Sebagai pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi
kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja para
petani agar dapat mengelola usahataninya secara lebih efektif, efisien, dan
ekonomis.
3. Sebagai penyuluh; menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh
berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup para petani
beserta keluarganya. Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat,
mengharuskannya memiliki kemampuan tinggi, Oleh karena itu, kualitas dari
penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan
penyuluhan dan mewujudkan pembangunan pertanian.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa peran penyuluhan
dalam pembagunan pertanian sangat besar. Penyuluh mempunyai peran yang
banyak baik sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai
pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap
hubungan masyarakat petani. Kesejahtraan dan pengembangan pengetahuan
petani tidak lepas dari kegiatan penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Peran Penyuluh Pertanian. http://www.google.co.id. Di akses
pada tanggal 20 Mei 2011.
_______, 2010. Pendahuluan. http://www.google.co.id. Di akses pada tanggal
20 Mei 2011.
LAMPIRAN