Jumat, 19 Februari 2010

laporan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Gulma)

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN GULMA





Oleh
MUHAMAD RIDWAN
E 281 08 034












PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2009
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya tanaman merupakan upaya dalam pertanian untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Dalam melakukan budidaya tanaman kita tidak terlepas dengan yang namanya gangguan, baik gangguan dari hama, penyakit, nematoda maupun gulma.
Gulma antara lain didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki manusia. Hal ini dapat berarti tumbuhan tersebut merugikan baik secara langsung atau tidak langsung atau kadang-kadang juga belum diketahui kerugian maupun kegunaannya. Oleh karena batasan untuk gulma ini sebetulnya sangat luas sehingga dapat mencakup semua jenis tanaman dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Angga, 2009).
Gulma adalah tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh petani sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Beberapa pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian. Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh. Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya (Tustiana, 2009).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang tumbuh di areal pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum).
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengidentifikasi dan membedakan ciri morfologi dari gulma yang tumbuh di ereal pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum).






II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-Sifat Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu, yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-sifat dari gulma tersebut antara lain gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah yang lembab bahkan tergenangpun masih dapat bertahan. Kemampuan gulma untuk mengadakan regenerasi atau perkembangbiakan memperbanyak diri besar sekali, khususnya pada gulma perennial. Gulma perennial (gulma yang hidupnya menahun) dapat pula menyebar luas dengan cara perkembangbiakan vegetatif disamping secara generatif. Luasnya penyebaran gulma disebabkan oleh sifat daun yang dapat bermodifikasi, yaitu tumbuh menjadi tumbuhan baru seperti pada daun Cocor bebek (Calanchoe sp). Demikian juga dengan bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat pula tumbuh menjadi individu gulma yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya. Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya. Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak, ini pulalah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak. Dalam berkompetisi dengan tanaman budidaya tumbuhan gulma juga ada yang mengeluarkan bau dan rasa yang kurang sedap, bahkan dapat mengeluarkan zat pada sekitar tempat tumbuhnya. Zat itu berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tanaman lain yang ada disekitar gulma tersebut, (kejadian tersebut dikenal juga dengan peristiwa allelopati) (Johnny, 2006).
2.2 Teki-Tekian
Spesies-spesies gulma dari marga Cyperaceae yang memiliki penampang batang segitiga, daunnya berbentuk garis (linearis). Contoh yang termasuk kelompok ini Cyperus rotundus dan Fymbristilis miliaceae (Anonim, 2008).
Kelompok gulma teki-tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan (Scirpus moritimus) (Anonim, 2009).
2.3 Gulma Berdaun Lebar
Spesies-spesies gulma dengan bentuk daun bulat panjang (oblongus), lanset (lanceolatus), bulat telur (ovatus), lanset terbalik (oblanceolatus), jantung (cordatus), segitiga sama sisi (sagittatus) dan bentuk elips. Kelompok ini memiliki arah pertumbuhan batang tegak, berbaring, menjalar, memanjat, dan melilit. Kelompok gulma daun lebar terdiri dari spesies-spesies class Dicotyledonae, termasuk didalamnya marga-marga Euphorbiaceae, Amaranthaceae, Asteraceae, Mimosaceae, Leguminoceae, Rubiaceae, Commelinaceae, dan sebagainya (Anonim, 2008).
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica) (Anonim, 2009).
2.4 Perkembangbiakan Gulma
Perkembangbiakan (reproduksi) gulma bermacam-macam seperti Dengan biji. Sebagian besar gulma berkembangbiak dengan biji dan menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis. Biji-biji gulma dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air, hewan dan sebagainya dengan demikian penyebarannya juga lebih luas. Berkembang biak dengan Stolon. Adapula gulma yang dapat membentuk individu baru dengan stolon yaitu bagian batang menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah. Dimana batang ini terdiri dari nodus (buku) dan internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar serabut-serabut akar dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh gulma ini adalah: Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon. Rhizome (akar rimpang) Yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah, bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk individu baru. Tuber (umbi), Umbi merupakan pembengkakan dari batang atupun akar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun makanan cadangan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian dari umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut. Bulbus (umbi lapis), Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis. Gulma golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh: Allium veneale (bawang-bawang). Pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembangbiak dengan daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang nantinya tempat muncul tunas menjadi individu baru. Contohnya: Calanchoe sp. (cocor bebek), Ranunculus bulbasus. Runner (Sulur) Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian ujung. Contoh: Eichornia crassipes, dan juga berkembang biak dengan Spora, dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh angina. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti: Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp. (Johnny, 2006).

2.5 Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan kerugian yang ditimbulkan oleh gulma. Pada perinsipnya pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, kultur tehnis, mekanik, kimiawi, dan terpadu. Pengendalian secara preventif dilakukan dengan cara pengadaan benih bersih biji gulma, penggunaan alat pertanian yang bersih gulma. Pengendalian secara kultur tehnis didasarkan pada segi-segi ekologi yang berusaha menciptakan suatu keadaan lingkungan sedemikian rupa sehingga sesuai bagi pertumbuhan tanaman tetapi tidak sesuai bagi pertumbuhan gulma. Pengendalian mekanik dilakukan dengan menggunakan cangkul, garpu, congkel, sabit dan lain-lainnya. Sedangkan pengendalian secara biologis adalah pengendalian gulma dengan menggunakan jasad hidup seperti predator/musuh alami. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah cara pengendalian menggunakan herbisida. Pengendalian ini cukup efektif dan efisien untuk areal yang luas, tetapi dapat menimbulkan kendala lain misalnya keracunan dan kerusakan lingkungan (Anonim, 2008).





III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 02 Desember 2009 pukul 14.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma yaitu alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gulma yang berada dalam lahan pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum) yaitu Cyperus pumillus, Amaranthus gracillis, Mimosa pudica, dan Elatine triandra.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja modul Pengenalan Gulma yaitu pertama yang dilakukan adalah mengambil gulma yang menyerang pada lahan budidaya, setelah itu membawanya ke laboratorium. Langkah selanjutnya adalah mengamati dan mengambar morfologi gulma pada buku gambar.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma didapatkan hasil sebagai berikut :


Keterangan :
1. Terlihat Berdaun Sempit
2. Terlihat Batang Kecil dan Berbuku-buku
3. Terlihat akar serabut
Gambar 59. Morfologi Gulma Cyperus pumilus pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascolanicum).



Keterangan :
1. Terlihat Berdaun Lebar
2. Terlihat Berbatang Lunak
3. Terlihat Akar Tunggang
Gambar 60. Morfologi Gulma Amaranthus gracilis pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascolanicum).


Keterangan :
1. Terlihat Berdaun Sempit
2. Terlihat Batang Kecil
3. Terlihat Berakar Tunggang

Gambar 61. Morfologi Gulma Mimosa pudica pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascolanicum).




Keterangan :
1. Terlihat Berdaun Lebar
2. Terlihat Batangnya Lunak
3. Terlihat Berakar Serabut

Gambar 62. Morfologi Gulma Elatine triandra pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascolanicum).











4.2 Pembahasan
Pengamatan pertama yaitu mengamati morfologi tanaman gulma Cyperus pumilus pada pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum), tampak terlihat daunnya kecil memanjang, ujung daun meruncing, tulang daun sejajar serta batang berbuku-buku dan memiliki akar serabut. Gulma Cyperus pumillus ini termasuk dalam golongan gulma teki-tekian.
Gulma ini memiliki daun berbentuk pita, bergaris, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah. Batangnya tumbuh tegak, berbentuk tumpul atau segitiga. Berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi tidak tahan kering selama 14 hari di bawah sinar matahari daya tumbuhnya akan hilang. Gulma Cyperus sp. termasuk dalam famili Cyperaceae (teki-tekian) (Prasetyo, 2009).
Gulma berdaun sempit yaitu apabila helaian daun atau laminanya berbentuk memanjang dan ukuran lebarnya helaian daun kecil atau sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelampok daun yang berbentuk pita, linearis, jarum dan yang berbentuk panjang-panjang. Pertulangan daun dari golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus atau linearis yang umumnya didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas Monocotyledoneae (Johny, 2006).
Pengamatan kedua yaitu mengamati Morfologi Gulma Amaranthus gracilis pada pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum), terlihat daunnya berdaun lebar, bertulang daun sejajar, batangnya lunak serta memiliki akar tunggang. Gulma Amaranthus glacillis ini temasuk dalam golongan gulma berdaun lebar.
Gulma ini berbatang bulat, tegak, berwarna hijau sampai ungu dan termasuk berbatang basah. Daunnya berselang-seling, bulat/oval, menyempit ke bagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing, tulang daun menyirip, tepi daun rata. Akar berupa akar tunggang, tidak berkayu (herbaceous) dan berwarna putih kekuning-kuningan. Gulma jenis Amaranthus sp. merupakan golongan gulma berdaun lebar (Anonim, 2009).
Gulma berdaun lebar tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas dan umumnya mempunyai lintasan C3, nervatio (pertulangan daun) menyirip, dari kelompok Dicotyledoneae bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal (Johny, 2006).
Pengamatan berikut yaitu mengamati morfologi gulma Mimosa pudica yang menyerang pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum) terlihat daun kecil yang dalam satu tangkai daun jumlahnya banyak, batang kecil, serta memilki sistem perakaran tunggang. Gulma Mimosa pudica ini termasuk dalam golongan gulma berdaun lebar.
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica) (Anonim, 2009).
Daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun setiap sirip 5-26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6-16 mm, lebar 1-3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Batang dengan rambut sikat yang mengarah miring ke bawah. Akarnya berupa akar tunggang. Famili Mimosaceae termasuk dalam kelompok gulma berdaun lebar (Jayani, 2009).
Pengamatan terakhir yaitu mengamati morfologi gulma Elatine triandra yang menyerang pertanaman bawang merah (Allium ascolanicum). Terlihat bahwa daunnya tampak berdaun lebar, tulang daunnya menjari, batangnya lunak serta memiliki system perakaran serabut.
Gulma Elatine triandra merupakan rumput liar tahunan yang tumbuhnya merambat, umumnya bercabang banyak, bentuk tebal dengan panjang 1-15 cm, bunganya kecil berselang seling. Bunganya mempunyai daun yang biasanya berjumlah 2-3, yang berselaput seperti bujur telur dengan warna merah mudaatau putih dengan ukuran 1-125 nm, benang sari bunganya 2 dengan 3 kepala putik biasanya berbunga sepanjang tahun (Triharso, 2004).

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu cara preventif, mekanik, dan kultur teknik. Cara preventif dapat dilaksanakan melalui karantina tumbuhan atau penggunaan benih berlabel. Cara mekanik dapat dilakukan dengan cara penyiangan, pembabatan, pembakaran, pemakaian mulsa (penggunaan bahan organik atau sampah organik dan anorganik), dan pengolahan tanah. Sedang cara kultur teknik dapat dilakukan dengan memilih varietas unggul, penggunaan jarak tanam optimum, pemupukan optimal, pergiliran tanaman, tumpang sari, dan pohon pelindung (Triharso, 2004).















V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum tentang Pengenalan Gulma, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Jenis gulma yang paling dominan tumbuh pada areal pertanaman bawang merah (Allium ascalonicum) adalah Cyperus pumilus, Amaranthus gracilis, Mimosa pudica, Cyperus elatus L., dan Elatine triandra. Gulma Mimosa pudica memililiki populasi yang dominan.
2. Berdasarkan ciri morfologinya, tumbuhan gulma digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu golongan teki-tekian (sedges), golongan rumput-rumputan (grasses), dan golongan gulma berdaun lebar (broadleaft weeds).
3. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara preventif dan kuratif. Secara kuratif dilakukan dengan cara mekanik, biologis dan kimia.
5.2 Saran
Saran saya sebagai praktikan dalam mengidentifiksai gulma sebaiknya gulma yang menjadi sampel diambil lebih banyak lagi agar dapat mengetahui jenis gulma lebih banyak.





DAFTAR PUSTAKA
Angga, 2009. Identifikasi Gulma. http://angga1503.wordpress.com/2009/01/02/identifikasi-gulma/. Diakses pada tanggal 4 Desember 2009.

_______, 2008. Pengendalian Gulma. http://www.ratoonjatim.co.cc/pengendalian_gulma/jenis_dan_sebaran_gulma_di_kebun.htm. Diakses pada tanggal 4 Desember 2009.


_______, 2008. Gulma. http://id.wikipedia.org/wiki/Gulma. Diakses pada tanggal 4 Desember 2009.

_______, 2009. Laporan Gulma. http://tustiana.blogspot.com/2009/02/laporan-gulma-rumput.html. Diakses pada tanggal 4 Desember 2009.
Jayani, 2009. Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi Mimosa pudica. http://toiusd.multiply.com. Diakses pada tanggal 3 November 2009.

Johny, 2006. Dasar-Dasar Mata Kuliah. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 4 Desember 2009.

Prasetyo, G., 2009. Cyperus. http://toiusd.multiply.com. Diakses pada tanggal 3 November 2009.

Triharso, 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar: