Senin, 29 Maret 2010

LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
ALAT-ALAT METEOROLOGI


Oleh
Muhamad Ridwan
E 281 08 034






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2010


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi, tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi.
Alat-alat yang digunkan dalam BMG harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Alat dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.
Dalam Stasiun klimatologi Alat-alat yang umum digunakan di data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin (Badai, 2009).
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Praktikum Klimatologi bertujuan untuk mengetahui alat-alat klimatologi dan cara menggunakannya serta dapat menentukan keadaan iklim pada suatu daerah.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat klimatologi serta mengukur kelembapan nisbih udara, kecepatan angin dan lama penyinaran.





II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Campbell Stokes
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen. Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).
Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Anonim, 2009).
2.2 Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap d idalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis. Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperature di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Shafiyyah, 2009).
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur. Termometer harus dipasang secara mendatar di lapangan terbuka. Satuan meteorologi dari temperatur adalah derajat celcius (oC), Reamur (oR) dan Fahrenheit (oF). Umumnya termometer diisi air raksa atau alkohol. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan alas kayu atau besi sebagai penahan. Pada siang hari, termometer harus diikat untuk menghindari sinar matahri langsung. Pada petang hari, termometer dipasang kembali. Untuk menghindari cahaya matahari langsung, termometer dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkannya di dinding bangunan. Termometer bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka air raksa dalam termometer akan mengembang. Temperatur pada termometer diukur dengan skala temperatur yang berimpit dengan letak permukaan air raksa (Anonim, 2008).
Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta (Badai, 2009).
Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).
2.3 Penangkar Hujan
Penangakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium semua alat penangkar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penangkar hujan otomatis (OBS). Penangkar hujan OBS adalah manual. Alat penakar hujan di bagi dua yaitu pertama, alat penakar curah hujan otomatis dari type Hellman Obrometer dan yang kedua alat penakar curah hujan biasa (tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium. Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses konde yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini (Badai, 2009).
Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu adalah data hujan hari kemarin (Anonim, 2009).
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias (Anonim, 2008).
2.4 HV/Acid Rain Sampler
Mempunyai prinsip kerja dimana udara yang mengandung partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut (Anonim, 2009).
2.5 Panci Penguapan
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi. Untuk Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut Panci Bundar Besar, Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan, Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum, Cup Counter Anemometer, Pondasi atau Alas, Penakar hujan biasa (Anonim, 2008).
2.6 Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalamanemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2008).




2.7 AWS (Automatic Weather Station)
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah. Secara umum komponen AWS di bagi beberapa bagian utama yaitu Sensor, Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature, Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge, Data Logger, Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display (optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger, Penangkal petir. Spesifikasi teknis dari masing-masing komponen biasanya ditentukan, sesuai dengan dimana AWS tersebut akan dipasang (Anonim, 2008).




III. METODOLOGI
3.1 Tempat Dan Waktu
Pelaksanaan Praktikum Klimatologi tentang Pengenalan Alat-Alat Klimatologi serta prinsip kerjanya, dilaksanakan di Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah. Waktu pelaksanaan pada hari Kamis, 21 Januari 2010. Pukul 09.00 sampai selesai.
3.2 Alat Dan Prinsip Kerja
3.2.1 Campbell Stokes
Campbell Stokes merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen, untuk mengetahui persentase lama penyinaran dan intensitas matahari. Prinsip kerja Campbell Stokes dimana Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit). Untuk itu Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pembaca data. Kartu Campbell Stokes dipasang di bawah lensa dengan menyesuaikan arah matahari. Kemudian Campbell Stokes dipasang pada tempat yang terbuka. Untuk mengetahui lama penyinaran dan intensitas matahari dilihat pada bagian yang hangus pada kartu yang dipasang. Kemudian dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan.
3.2.2 Termometer
Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C). Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa kriteria diantaranya Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum). Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian ± 35 Km). Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m). Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.
Termometer yang digunakan adalah termometer bola basah dan bola kering merupakan termometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (termometer bola kering). Adapun termometer bola basah adalah termometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.
Termometer ini terbagi atas Termometer maximum dan termometer minimum. Termometer maximum memiliki prinsip kerja dimana Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat atau tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, termometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer ini thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan termometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembalibila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
3.2.3 Penangkar Hujan
a. Penangkar Hujan Observatorium
Prinsip kerja penangkar hujan ini adalah Menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas penampang atau mulut penangkar Mengukur CH harian (mm). Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan i. Jika tidak ada hujan beri tanda (-) atau (.) pada kartu hujan. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
b. Penangkar Hujan Hellman
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
3.2.4 Anemometer
Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka.
3.2.5 HV/Acid Rain Sampler
Prinsip kerja alat ini yaitu dimana udara yang mengandung partikel debu akan di hisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.



3.2.6 Panci Panguapan
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Dalam panci penguapan terdapat beberapa alat yang sangat menentukan dalam mengatahui besar penguapan, alat-alat yang dimaksud yaitu Hook Gauge Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang yang berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20 bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm, berarti untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi jarum sebanyak 2mm. Still Well. Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/ mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air dalam panci Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat permukaan air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci sehingga penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah dilakukan. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum Thermometer air merupakan jenis thermometer biasa yang dipasang tegak dengan menggunakan klem. Letak bola thermometer di bawah permukaan air. Dengan demikian suhu air dapat diketahui hanya pada waktu dilakukan pembacaan. Floating maximum dan minimum thermometer digunakan untuk mencatat suhu maximum dan minimumair yang terjadi dalam 24 jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk huruf U dengan dua buah bola pada kedua ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung sedikit di bawah permukaan air oleh pelampung aluminium. Kedua bola thermometer dilindungi terhadap radiasi. Indeks dibuat dari gelas dengan sumbu besi dan mempunyai pegas sehingga dapat dipengeruhi gaya magnet. Suhu maximum ditunjukkan oleh kanan index dalam tabung atas. Suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah. Magnet batang digunakan untuk menyetel kedudukan index setelah suhu dibaca. Cup Counter Anemometer Alat ini dipasang sebelah selatan dekat pusat panci dengan mangkok-mangkoknya sedikit lebih tinggi. Terutama sekali digunakan untuk mengukur banyaknya angin selama 24 jam.Pondasi/ Alas Dibuat dari kayu dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian atas kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari. Penakar hujan biasa Untuk memperoleh data curah hujan, yang digunakan dalam menentukan panguapan pada hari-hari hujan. Penakar hujan dipasang +2m dari evaporimeter.



3.2.7 AWS (Automatic Weather Stations)
Prinsip kerja alat ini yaitu merupakan desain yang sengaja dibuat untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather ) dengan mudah.











IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pengamatan Praktikum Klimatologi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi
2. Alat-alat yang digunakan dalam BMG antara lain AWS (Automatic Weather Stations) Campbell Stokes, panci pengapaun, Anemometer, thermometer, HV/Acid Rain Sampler dan penangkar hujan.
3. Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam).
4.2 Saran
Sebagai praktikan saran saya kedepannya agar praktikum ini bisa lebih ditingkatkan lagi. Sehingga data dan informasi yang diperoleh bisa lebih banyak sehingga dapat menambah wawasan kita.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search?q=cache:G2XgW Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html. Di akses tanggal 24 Januari 2010.
_______, 2008. Klimatologi. http:// 74.125.153. 132/search?q=cache: V3 IGhnJFyhAJ: klim atologiba njarbaru .com. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

_______, 2009. http: // 74. 125. 153.132/s earch?q= cache:LpOtMsuIyfMJ: adjiesensei19. blogspot.com/2009_12_01 _archive. html. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

_______, Klimatologi 2009. http:/ /74 .125.153.132/search?q=cache: TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?q=cache:ghR_1aiU1jUJ: badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

Shafiyyah, 2009. http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

Sophiadwiratna, 2010. http://74.125. 153.132/search ?q=cache:M8Qc5vZ6OeMJ :one.indoskripsi.com. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

Tidak ada komentar: