Jumat, 19 Februari 2010

laporan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Pengenalan Penyakit Jamur)

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN PENYAKIT TANAMAN
Disebabkan Oleh Jamur


Oleh
MUHAMAD RIDWAN
E 281 08 034












PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2009
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan pertanian yang dilakukan untuk memperoleh hasil pertanian yang maksimal. Namun dalam melakukan pembudidayaan kita tidak pernah luput dari yang namanya penyakit. Penyakit yaitu suatu keadaan yang mana bagian-bagian tertentu dalam tumbuhan secara fisiologis tidak dapat melakukan aktifitas dengan baik.
Penyakit tumbuhan sangat berperan penting dalam dunia pertanian, dimana penyakit tanaman tersebut dapat menyebabkan kerugian langsung pada petani, karena penyakit dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil, kerugian tersebut timbul karena adanya kerusakan tanaman, kerusakan tersebut dapat ditimbulkan oleh hama maupun penyakit.
Jamur merupakan sekelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sebab memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora, namun tidak memiliki klorofil. Pada umumnya jamur berbentuk seperti benang bersel banyak dan seluruh bagian dari jamur memiliki potensi untuk tumbuh (Anonim, 2009).




1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul IV tentang Pengenalan Penyakit Tanaman Disebabkan Oleh Jamur adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi gejala-gejala penyakit, siklus hidup, dan pengendalian pada tumbuhan yang disebabkan oleh jamur.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi gejala-gejala penyakit, siklus hidup, dan pengendalian pada tumbuhan yang disebabkan oleh jamur.














II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Klasifikasi (Colletotrichum capsici) yang menyerang tanaman Cabai (Capsicum annum) yaitu Kingdom Fungi, Divisio Ascomycota, Kelas Sodariomycetes, Ordo Phyllachorales, Famili Phyllachoraceae, Genus Colletotrichum, Spesies (Colletotrichum capsici) ( Irzayanti, 2009).
Fusarium oxyporum yang menyerang tanaman yang menyerang tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) termasuk Kingdom Fungi, Divisi Amastigomycota, Sub Divisi Deuteromycota, Kelas Deuteromycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae dan Genus Fusarium, Spesies (Fusarium oxysporum f. sp. Lycopersici Snyd. Et Hans.) (Roma, 2009).
Phytophthora palmivora mempunyai klasifikasi yaitu Kingdom Stramenophiles, Kelas Oomycetes, Ordo Peronosporales, Famili Pythiaceae, Genus Phytophthora, Spesies (Phytophthora palmivora) (Anonim, 2009).
Fusarium yang menyerang tanaman Pisang (Musa sp.) termasuk Kingdom Fungi, Divisi Amastigomycota, Sub Divisi Deuteromycota, Kelas Deuteromycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae dan Genus Fusarium, Spesies (Fusarium oxysporum cubense) (Roma, 2009).



2.2 Siklus Hidup
Siklus hidup (Colletotrichum capsici) yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum) sekitar 20 hari, pada dataran rendah 7-12 hari. Jamur pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konodium jamur dapt bertahan dalam waktu yang lama ( Irzayanti, 2009).
Jamur layu Fusarium pada Tomat (Lycopersicum esculentum) dapat mencemari biji atau menular pada cangkokan. Sekali masuk, jamur dapat bertahan selama bertahun-tahun di tanah. Jamur layu Verticillium juga dapat bertahan didalam tanah, pathogen itu dapat menyerang cakupan luas tanam-tanaman, termasuk kentang, terung, strawberry, black rasberry, dan umumnya pada biji-bijian. Kedua jamur itu menyerang tanaman menyerang system perakaran, masuk melalui serabut akar dan menghambat jalannya air serta mineral dalam tanaman (Andhy, 2009).
Phytophthora palmivora yang menyerang buah kakao (Theobroma cacao) memiliki kisaran inang yang luas dapat menyerang 138 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam bermacam-macam famili. Untuk dapat berkembang biak, cendawan ini memerlukan temperatur dan kelembaban udara tertentu. Perkembangan penyakit makin tinggi pada temperatur optimum 31oC Cendawan ini telah dikenal sejak tahun 1886 di Indonesia dan menjadi penyakit penting pada tanaman perkebunan (Phytophthora palmivora) dapat menyerang bermacam-macam tanaman, dengan demikian sumber inokulum selalu ada dilapangan. Namun yang dianggap sumber inokulum paling penting adalah tanah. (Phytophthora) merupakan marga yang memiliki sporangium yang jelas berbentuk seperti buah jeruk nipis dengan tonjolan di ujungnya. Sporangium ini tidak tahan kering, jika ada air maka sporangium ini akan melepaskan zoospora-nya. Zoospora berenang-renang kemudian membentuk kista pada permukaan tanaman dan akhirnya berkecambah dengan menghasilkan hifa yang pipih yang masuk ke dalam jaringan inang. Pada perkecambahan secara tidak langsung diferensiasi zoospora terjadi di dalam sporangium. Cendawan (Phytophthora palmivora) merupakan cendawan yang mempunyai miselium yang menghasilkan oospora dan zoosporangium. Zoospora mempunyai bulu cambuk. Spora seksual (oospora) dihasilkan oleh penyatu gamet yang berbeda secara morfologi. Zoosporangium dihasilkan sepanjang hifa somatik atau pada ujung hifa dan seperangkat hifa bebas. Sporangium berukuran 36-80 x 26-40 (av 57 x 34) mikron. Oogonium berkisar 26-36 dan 22-32 mikron. Klamidospora siap dibentuk yang memiliki ukuran 32-48 mikron. Zoospora keluar satu persatu melalui papilia yang terdapat pada ujung sporangium. Zoospora mempunyai dua flagella yang tidak sama panjangnya. Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron diketahui bahwa flagella yang pendek (anterior) mempunyai benang-benang yang disebut mastigonema, sedang yang panjang (posterior) berbulu sangat halus. Jenis (Phytophthora sp.) tertentu membentuk klamidospora bulat, terminal atau interkalar, berdinding agak tebal, mula-mula hialin, akhirnya berwarna kecoklat-coklatan (Anaf, 2009).
Perkembangan (Fusarium oxyporum cubense) pada Pisang (Musa sp.) didukung oleh suhu tanah yang hangat (800 F) dan kelembaban tanah yang rendah sekali. Jamur ini jika sekali menginfeksi akan bertahan bertahun-tahun dan juga dapat bertahan dalam tanah bertahun-tahun (Bagus, 2009).
2.3 Mekanisme Jamur Menginfeksi Tanaman
Jamur (Colletotrichum capsici) pada buah Cabai (Capsicum annum) masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin. Infeksi (Colletotrichum capsici) hanya terjadi melalui luka-luka ( Irzayanti, 2009).
Jamur (Fusarium oxysporum Lycopersici) pada tomat (Lycopersicum esculentum) menginfeksi akar terutama melalui luka, menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Setelah jaringan pembuluh mati dan keadaan udara lembab, cendawan membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada akar yang terinfeksi. Patogen ini merupakan patogen tular tanah. Penyebaran dapat terjadi melalui angin, air pengairan dan alat pertanian. Layu total dapat terjadi antara 2–3 minggu setelah terinfeksi. Tanaman biasanya layu mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam 2–3 hari setelah infeksi Patogen menyerang jaringan empulur batang melalui akar yang luka atau terinfeksi. Batang yang terserang akan kehilangan banyak cairan dan berubah warna menjadi kecoklatan, tepi bawah daun menjadi kuning tua (layu), merambat ke bagian dalam secara cepat sehingga seluruh permukaan daun tersebut menguning. Tangkai daun patah pada bagian pangkalnya yang berbatasan dengan batang palsu. Kadang-kadang lapisan luar batang palsu terbelah mulai dari permukaan tanah ( Anonim, 2003).
Cendawan yang mengadakan infeksi pada buah Kakao (Theobroma cacao) dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. (Phytophthora palmivora) terutama bertahan dalam tanah. Dari sini dapat terbawa oleh percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam waktu beberapa hari (Phytophthora palmivora) pada buah dapat menghasilkan sporangium. Sporangium dapat terbawa oleh percikan air atau oleh angin dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Cendawan berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga, antara lain semut, sehingga dapat mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah-buah yang tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-buah dibawahnya. Cendawan ini dapat bertahan dalam berbulan-bulan di dalam tanah dalam bentuk sistem (Khlamidospora). Dari buah yang terserang (Phytophthora palmivora) dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan bunga, dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya, penyakit kanker batang. Dari sini kelak dapat kembali menyerang buah. Infeksi (Phytophthora palmivora) dapat langsung terjadi antar buah melalui percikan air hujan melalui permukaan tanah, serangga. Biji didalam buah akan rusak selang 15 hari setelah terinfeksi (Phytophthora palmivora) dapat menyerang bermacam-macam tanaman. Meskipun demikian belum diketahui dengan pasti dari berbagai tanaman tadi semuanya dapat menimbulkan penyakit pada kakao. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber infeksi selalu ada. Namun yang dianggap sebagai sumber infeksi yang paling utama adalah tanah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengendalikan (Phytophthora palmivora) di dalam tanah tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan (Anonim, 2009).
Fusarium oxysporum cubense yang menyerang tanaman Pisang (Musa sp.) dapat bertahan didalam tanah selama beberapa tahun. Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan inangnya. Jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar, melalui epidermis pada zona memanjangnya akar, melalui celah-celah yang terjadi karena munculnya akar lateral baru dan melalui stomata pada daun-daun yang dekat dengan permukaan tanah, kemudian patogen ini berkembang dalam pembuluh kayu yang menghalangi translokasi air. Jika pembuluh kayu cukup tersumbat maka mengakibatkan tanaman menjadi layu. Infeksi pertama dimulai dari akar sehingga mengakibatkan timbulnya bercak kuning kecoklatan pada daun, dalam waktu relatif singkat daun seluruhnya menguning kemudian layu dan akhirnya gugur. Semua daun dapat mengalami hal yang sama. Pada mulanya terjadi kematian satu tanaman, yang kemudian diikuti oleh yang lainnya. Infeksi yang dilakukan oleh (Fusarium oxysporum cubense) terjadi melalui luka pada akar saat pemindahan tanaman. Pada pisang (Fusarium oxysporum cubense) menyerang pada saat tanaman berumur 2–3 minggu dan gejalanya baru tampak pada saat tanaman berumur 5–6 minggu. Misellium dari jamur ini menyerang jaringan pembuluh dan merintangi pembuluh xylem, sehingga menghambat translokasi air. Jika pembuluh sudah tersumbat, mengakibatkan busuk. Fusarium juga diketahui menghasilkan toksin asam fusarat yang mengakibatkan pembusukkan karena penembusan pada membran-membran sel dan metabolisme sel (Roma, 2009).
2.4 Gejala Serangan
Jamur (Colletotrichum capsici) mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Gejala seranganya awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Irzayanti, 2008).
Gejala serangan (Fusarium oxyporum Lycopersici) pada tomat (Lycopersicum esculentum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini ( Irzayanti, 2008).
Buah kakao (Theobroma cacao) yang terserang tampak berbercak coklat kehitaman, dari ujung atau pangkal buah. Infeksi (Phytophthora palmivora) pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam. Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Kerusakan oleh (Phytophthora palmivora) dapat bervariasi mulai ringan, sedang sampai buah tidak dapat dipanen. Kerusakan berat bila cendawan ini masuk kedalam buah dan menyebabkan pembusukan pada biji. Bila menyerang buah pentil, menyebabkan buah termumifikasi sedangkan serangan pada buah muda menyebabkan pertumbuhan biji terganggu yaitu menjadi lunak dan berwarna coklat kehijau-hijauan dan akibatnya mempengaruhi penurunan kualitas biji. Serangan pada buah yang hampir masak tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan biji namun terjadi biji lembek dan akhirnya penurunan aroma biji yang kurang baik (Anonim, 2009).

Gejala serangan (Fusarium oxyporum cubense) pada tanaman Pisang (Musa sp.) pada penyakit layu Fusarium batang yang dipotong tidak mengeluarkan lendir kemerahan, dan juga tidak terjadi perubahan warna pada bagian dalam buah ( Irzayanti, 2008).
2.5 Pengendalian
Pengendalian Jamur (Colletotrichum capsici) dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi. Buah-buah yang terinfeksi jangan diambil bijinya. Biji dapat diobati dengan Thram 0,2%, yang mana di India obat tersebut dapat mematikan jamur tanpa mempengaruhi perkecambahan benih. Perlakuan seed treatmen, Sanitasi gulma dan buah cabai yang terserang penyakit busuk buah, Menanam benih bebas patogen, Pergiliran tanaman, Perbaikan drainase, serta pemanfaatan Agens Hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba (Pseudomonas flourencens) dan (Bacillus subtilis) (Anonim 2009).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dianjurkan. penyakit layu yang disebabkan (Fusarium oxysporum) adalah dengan kultur tekhnis yaitu dengan pemberian pupuk kandang, penjarangan anakan, rotasi dengan tanaman bukan inang, pembuatan drainase, menghindari terjadinya luka pada akar, menggunakan benih sehat, dan pengapuran. Kemudian ada cara biologi aplikasi agens hayati misalnya (Trichoderma spp.), (Gliocladium sp.), (Pseudomonas fluorescens), Bacillus subtilis sebelum atau pada saat tanam yang diintroduksikan bersama dengan kompos. Pada tahun 2000, Suprapta menemukan formula ”Biota-L” berupa daun sirih dan rimpang lengkuas sebagai pestisida nabati dan formula ”Persada”yang terdiri dari empat jenis mikroba (Gliocladium sp.), (Fusarium oxysporum), (Pseudomonas flourescens) dan (Streptomyces) sebagai bahan aktif (Roma, 2009).
Pengendalian (Phytophthora palmivora) dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm, kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanamannya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun juga dapat dilakukan dengan penggunaan agensi hayati seperti (Trichoderma sp.). (Anonim, 2009).
Pengendalian (Fusarium oxyporum cubense) dapat dilakukan Sanitasi, Memperbaiki pengairan, Menggunakan benih sehat, Pergiliran Tanaman, memenfaatkan (Trichoderma) dan (Gliocladium), Menggunakan varietas tahan (Anonim, 2009).








III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul IV tentang Pengenalan Penyakit Tanaman Disebabkan Oleh Jamur dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4 November 2009 pukul 14.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul IV tentang Pengenalan Penyakit Tanaman Disebabkan Oleh Jamur yaitu alat tulis menulis dan alat pertanian.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cabai (Capsicum annum) yang terserang (Colletotrichum capsici), tanaman kakao (Theobroma cacao) yang terserang (Phytophthora palmivora), tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) yang terserang (Fusarium oxyporum), dan tanaman pisang (Musa sp.) yang terserang (Fusarium oxyporum).



3.3 Cara Kerja
Pertama yang dilakukan adalah mengambil dan mengamati spesimen tanaman yang menunjukan gejala penyakit, lalu menggambar spesimen yang ada dengan jelas dan memberikan penjelasan serta gejala serangannya.

















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul IV tentang Pengenalan Penyakit Tanaman disebabkan oleh Jamur didapatkan hasil sebagai berikut :

Keterangan :
1. bercak-bercak berwarnah hitam
2. Lubang pada buah.
3. Mengkerut dan kempes.
Gambar 44. Morfologi Cabai (Capsicum annum) yang Terserang (Colltotrichum capsici).


Keterangan :
1. Daun yang mongering dan mengkerut,
2. warna batang terlihat berwarna kehijau-hijauan.

Gambar 45. Morfologi Tomat (Lycopersicum esculentum) yang Terserang (Fusarium oxysporum).


Keterangan :
1. Permukaan kulit berwarna hitam bercak kuning.
2. Buah mengkerut
3. Lunak
Gambar 46. Morfologi Kakao (Theobrema cacao) yang Terserang (Phytophthora palmivora).


Keterangan :
1. Batang berlendir
2. Pinggir-Pinggir serat Batang Berwarnah Merah
3. Batang semu, pada bagian pinggirnya terlihat tidak normal.

Gambar 47. Morfologi Batang Pisang (Musa sp.) yang Terserang (Fusarium oxyporum).



keterangan :

1. Biji Berwarnah Coklat Kehitaman
2. Ada tanda Jamur
Berwarnah Putih pada
kulit
3. Biji Tidak Beraturan

Gambar 48. Morfologi Biji Buah Kakao (Theobroma cacao) yang terserang (Phytophthora palmivora).
4.2 Pembahasan
Pengamatan pertama yaitu morfologi Cabai (Capsicum annum) yang terserang (Colletotrichum capsici) tampak terlihat bercak-bercak berwarnah hitam, pada cabai terlihat lubang. Cabai (Capsicum annum) terlihat mengkerut dan kempes, serta tangkai cabai (Capsicum annum) mudah terlepas.
Jamur (Colletotrichum capsici) mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Gejala seranganya awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Anonim, 2009).
Siklus hidup sekitar 20 hari, pada dataran rendah 7-12 hari. Jamur pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konodium jamur dapt bertahan dalam waktu yang lama ( Irzayanti, 2009).

Pengendalian Cabai (Capsicum annum) yang terserang Jamur (Colletotrichum capsici) dapat dilakukan sanitasi, pemusnahan pohon yang cabai yangp terserang Jamur (Colletotrichum capsici). Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang sehat dan tahan terhadap Jamur (Colletotrichum capsici).
Pengendalian Jamur (Colletotrichum capsici) dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi. Buah-buah yang terinfeksi jangan diambil bijinya. Biji dapat diobati dengan Thram 0,2%, yang mana di India obat tersebut dapat mematikan jamur tanpa mempengaruhi perkecambahan benih. Perlakuan seed treatmen, Sanitasi gulma dan buah cabai yang terserang penyakit busuk buah, Menanam benih bebas patogen, Pergiliran tanaman,Perbaikan drainase, serta pemanfaatan Agens Hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba (Pseudomonas Flourencens) dan (Bacillus subtilis) (Anonim 2009).
Pengamatan Morfologi Tomat Morfologi Tomat (Lycopersicum esculentum) yang terserang (Fusarium oxysporum Lycopersici) terlihat gejala serangannya yaitu daun Tomat (Lycopersicum esculentum) terlihat kering yang mana semua daunnya mengkerut, warna batang terlihat berwarna hijau kekuning-kuningan. Pada batang yang diris secara horizontal terlihat lubang-lubang.
Gejala serangan (Fusarium oxyporum Lycopersici) pada tomat (Lycopersicum esculentum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadipucat, tangkaidaun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini (Irzayanti, 2009).
Jamur layu (Fusarium) pada ladang dapat mencemari biji atau menular pada cangkokan. Sekali masuk, jamur dapat bertahan selama bertahun-tahun di tanah. Jamur layu (Verticillium) juga dapat bertahan didalam tanah, pathogen itu dapat menyerang cakupan luas tanam-tanaman, termasuk kentang, terung, strawberry, black rasberry, dan umumnya pada biji-bijian. Kedua jamur itu menyerang tanaman menyerang system perakaran, masuk melalui serabut akar dan menghambat jalannya air serta mineral dalam tanaman (Andhy, 2009).
Pengendalian (Fusarium oxyporum Lycopersici) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) dilakukan dengan cara melakukan sanitasi yang baik, menggunkan bibit unggul untuk dibudidayakan, pemberian pupuk yang rutin dan memusnahkan tanaman yang terserang (Fusarium oxyporum Lycopersici).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dianjurkan. penyakit layu yang disebabkan (Fusarium oxysporum Lycopersici) adalah dengan kultur tekhnis yaitu dengan pemberian pupuk kandang, penjarangan anakan, rotasi dengan tanaman bukan inang, pembuatan drainase, menghindari terjadinya luka pada akar, menggunakan benih sehat, dan pengapuran. Kemudian ada cara biologi aplikasi agens hayati misalnya (Trichoderma spp.), (Gliocladium sp.), (Pseudomonas fluorescens), (Bacillus subtilis) sebelum atau pada saat tanam yang diintroduksikan bersama dengan kompos. Pada tahun 2000, Suprapta menemukan formula ”Biota-L” berupa daun sirih dan rimpang lengkuas sebagai pestisida nabati dan formula ”Persada”yang terdiri dari empat jenis mikroba (Gliocladium sp.), (Fusarium oxysporum), (Pseudomonas flourescens) dan (Streptomyces) sebagai bahan aktif. Fusarium adalah jamur tular tanah (soilborne) yang mempunyai banyak spesies dan kisaran inang seperti tomat, kacang tanah, kacang panjang, kedelai dan lain-lainnya. Jamur menginfeksi akar terutama melalui luka, menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Setelah jaringan pembuluh mati dan keadaan udara lembab, cendawan membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada akar yang terinfeksi. Patogen ini merupakan patogen tular tanah. Penyebaran dapat terjadi melalui angin, air pengairan dan alat pertanian. Layu total dapat terjadi antara 2–3 minggu setelah terinfeksi. Tanaman biasanya layu mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam 2–3 hari setelah infeksi. Jika tanaman sakit dipotong dekat pangkal batang akan terlihat gejala cincin coklat dari berkas pembuluh. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas (Roma, 2009).
Pengamatan morfologi pada Kakao (Theobroma cacao) yang terserang (Phytophthora palmivora) terlihat dimana kakoa (Theobroma cacao) permukaan kulit berwarna hitam dengan sedikit bercak-bercak berwarna kuning, buah yang terserang sangat lembek, serta ukuran buah tidak normal.
Infeksi (Phitophthora palmivora) pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam. Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas. Pada temperatur 27,5 sampai 30o C pertumbuhan spora ini sangat cepat. Infeksi (Phytophthora palmivora) dicirikan dengan adanya bercak berwarna coklat yang mulai dari bagian mana saja. Jaringan yang tidak terinfeksi tampak jelas dan dibatasi oleh permukaan kasar, tetapi bercak dapat berkembang dengan cepat dan seringkali menampakkan pembusukan yang menyeluruh dan berwarna hitam. Pertumbuhan cendawan pada bagian-bagian luar kakao lebih cepat, tetapi infeksi yang menyeluruh dapat menyebabkan kerusakan pada biji. Busuk buah dapat ditemukan pada semua tingkatan buah, sejak buah masih kecil sampai menjelang masak warna buah berubah, umumnya mulai ujung buah atau dekat dengan tangkai kemudian meluas keseluruh permukaan buah dan akhirnya buah menjadi hitam. Pada permukaan buah yang sakit dan menjadi hitam tadi timbul lapisan berwarna putih tepung yang merupakan cendawan sekunder yang banyak membentuk spora. Pada permukaan buah juga banyak ditemukan sporangiofor dan sporangium cendawan. Kerusakan oleh (Phytophthora palmivora) dapat bervariasi mulai ringan, sedang sampai buah tidak dapat dipanen. Kerusakan berat bila cendawan ini masuk kedalam buah dan menyebabkan pembusukan pada biji. Bila menyerang buah pentil, menyebabkan buah termumifikasi sedangkan serangan pada buah muda menyebabkan pertumbuhan biji terganggu yaitu menjadi lunak dan berwarna coklat kehijau-hijauan dan akibatnya mempengaruhi penurunan kualitas biji. Serangan pada buah yang hampir masak tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan biji namun terjadi biji lembek dan akhirnya penurunan aroma biji yang kurang baik. Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab (Anonim, 2009).
Phytophthora palmivora merupakan marga yang memiliki sporangium yang jelas berbentuk seperti buah jeruk nipis dengan tonjolan di ujungnya. Sporangium ini tidak tahan kering, jika ada air maka sporangium ini akan melepaskan zoosporanya. Zoospora berenang-renang kemudian membentuk kista pada permukaan tanaman dan akhirnya berkecambah dengan menghasilkan hifa yang pipih yang masuk ke dalam jaringan inang. Pada perkecambahan secara tidak langsung diferensiasi zoospora terjadi di dalam sporangium. Cendawan (Phitophthora palmivora) merupakan cendawan yang mempunyai miselium yang menghasilkan oospora dan zoosporangium. Zoospora mempunyai bulu cambuk. Spora seksual (oospora) dihasilkan oleh penyatu gamet yang berbeda secara morfologi. Zoosporangium dihasilkan sepanjang hifa somatik atau pada ujung hifa dan seperangkat hifa bebas. Sporangium berukuran 36-80x26-40 (av 57x34) mikron. Oogonium berkisar 26-36 dan 22-32 mikron. Klamidospora siap dibentuk yang memiliki ukuran 32-48 mikron. Zoospora keluar satu persatu melalui papilia yang terdapat pada ujung sporangium. Zoospora mempunyai dua flagella yang tidak sama panjangnya. Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron diketahui bahwa flagella yang pendek (anterior) mempunyai benang-benang yang disebut mastigonema, sedang yang panjang (posterior) berbulu sangat halus. Jenis (Phytophthora sp.) tertentu membentuk klamidospora bulat, terminal atau interkalar, berdinding agak tebal, mula-mula hialin, akhirnya berwarna kecoklat-coklatan (Anonim. 2009).
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengeluarkan semua buah yang terserang, kemudian menimbun kulit buah yang terserang, melakuka sanitasi tanpa merusak sisa daun yang berada disekitar pohon karna untuk mencegah (Phytophthora palmivora) menyerang kakao (Theobrema cacao).
Penyakit (Phitophthora palmivora) ini dapat dikendalikan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian seperti varietas tahan, kultur teknis, secara mekanis dan secara kimiawi. Menanam klon-klon yang relatif resisten terhadap penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) yaitu DRC 16, Sca 6, Sca 12 dan ICS 6. Mengatur kelembaban kebun agar tidak terlalu tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pemangkasan tanaman kakao. Drainase kebun, diperbaiki agar perkembangan penyakit terhambat. Buah-buah yang busuk di pohon diambil dan dikumpulkan, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Hal ini dapat menekan sumber infeksi serendah mungkin sehingga terhambat terjadinya infeksi baru. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida. Fungisida yang dapat digunakan adalah fugisida tembaga 0,3 %, dengan interval dua minggu, dan fungisida maneb 0,2 % dengan interval 1–2 minggu. Penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer dengan volume semprot 500 1/hari dan dilakukan pada saat buah sebagian besar telah berumur tiga bulan atau panjang buah sekitar 12 cm. Untuk aplikasi semua kelompok pestisida (insektisida, fungisida, herbisida, nematisida, rodentisida, dan yang lain) harus mengikuti prinsip 5 tepat yaitu tepat jenis dan mutu, tepat waktu, tepat konsentrasi, tepat dosis, dan tepat cara (Anaf, 2009).
Pengamatan pisang (Musa sp) terlihat gejala serangan yaitu batang pisang berlendir pinggir batang pisang tampak terlihat berwarna merah, pada daun saat pengambilan bahan terlihat daun mengering dan tampak tergulung-gulung.
Gejala serangan (Fusarium oxyporum cubense) Pada penyakit layu Fusarium batang yang dipotong tidak mengeluarkan lendir kemerahan, dan juga tidak terjadi perubahan warna pada bagian dalam buah (Irzayanti, 2008).
Fusarium oxysporum cubense dapat bertahan didalam tanah selama beberapa tahun. Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan inangnya. Jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar, melalui epidermis pada zona memanjangnya akar, melalui celah-celah yang terjadi karena munculnya akar lateral baru dan melalui stomata pada daun-daun yang dekat dengan permukaan tanah, kemudian patogen ini berkembang dalam pembuluh kayu yang menghalangi translokasi air. Jika pembuluh kayu cukup tersumbat maka mengakibatkan tanaman menjadi layu. Infeksi pertama dimulai dari akar sehingga mengakibatkan timbulnya bercak kuning kecoklatan pada daun, dalam waktu relatif singkat daun seluruhnya menguning kemudian layu dan akhirnya gugur. Semua daun dapat mengalami hal yang sama. Pada mulanya terjadi kematian satu tanaman, yang kemudian diikuti oleh yang lainnya. Infeksi yang dilakukan oleh (Fusarium oxysporum cubense) terjadi melalui luka pada akar saat pemindahan tanaman. Pada tanaman pisang (Fusarium oxysporum cubense) menyerang pada saat tanaman berumur 2–3 minggu dan gejalanya baru tampak pada saat tanaman berumur 5–6 minggu. Misellium dari jamur ini menyerang jaringan pembuluh dan merintangi pembuluh xylem, sehingga menghambat translokasi air. Jika pembuluh sudah tersumbat, mengakibatkan busuk. (Fusarium) juga diketahui menghasilkan toksin asam fusarat yang mengakibatkan pembusukkan karena penembusan pada membran-membran sel dan metabolisme sel (Roma, 2009).
Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan, sanitasi yang baik dan juga memusnahkan semua pisang (Musa sp.) yang terserang sehingga tidak dapat menular ketanaman pisang lainnya.
Sanitasi,Memperbaiki pengairan, Menggunakan benih sehat,Pergiliran Tanaman, memanfaatkan (Trichoderma) dan (Gliocladium), Menggunakan varietas tahan (Anonim, 2009).






V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktikum Modul IV Tantang Pengenalan Penyakit Tanaman disebabkan Oleh Jamur dapat disimpulkan yaitu :
1. Penyakit yaitu suatu keadaan yang mana bagian-bagian tertentu dalam tumbuhan secara fisiologis tidak dapat melakukan aktifitas dengan baik.
2. Gejala umum yang disebabkan jamur yaitu layu pada tanaman yang terserang, bercak-bercak hitam pada daun dan buah,serta buah menjadi busuk.
3. Pada umumnya jamur berbentuk seperti benang bersel banyak dan seluruh bagian dari jamur memiliki potensi untuk tumbuh
4. Pengendalian jamur secara umum dapat dilakukan dengan cara sanitasi yang baik, melakukan pergiliran tanaman serta menanam tanaman yang tahan terhadap penyakit serta menggunakan agensi hayati.
5.2 Saran
Saran saya sebagai praktikan agar dalam mengendalikan serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur sebaiknya jangan menggunakan pestisida, karena jika digunakan dalam kadar yang tinggi maka akan menyebabkan resistensi pada tanaman itu sendiri dan juga akan berdampak negatif buat tanaman, tanah dan petani itu sendiri. Sebaiknya menggunakan agensi hayati seperti (Trichoderma sp.)

DAFTAR PUSTAKA
Anaf, 2009. Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora). http://anafzhu.blogspot.com/2009/06/busuk-buah kakaophytophthorapalmivora.html. Diakses pada Tanggal 6 November 2009.

Andhy, 2009. Penyakit Layu pada Tomat. http://andhy-jamur.blogspot.com/. Diakses pada Tanggal 6 November 2009.

Anonim, 2003. Pencarian Gambar. (http=//Labmed.vcst/Education/fung morph/Fungal site/Thumbnails,Jgg. Diakses Tanggal 6 November 2009).

_______, 2009. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Fakultas pertanian Untad, Palu.

_______, 2009. Hama Penyakit. http://bleckmen.wordpress.com/category/cacao-theobroma-cacao/. Diakses Tanggal 6 November 2009.

_______, 2009. Budidaya Tanaman Cabai. www.diperta.jabarprov.go.id/.../Budidaya%20Tanaman%20%20Cabe.doc. Diakses pada Tanggal 6 November 2009.

Bagus, 2009. Layu Fusarium. http://Jhiagocle.blogspot.com/layu-fusarium. Diaksese pada Tanggal 6 November 2009.

Irzayanti D., 2009. Penyakit–Penyakit Tanaman Kubis–Kubisan. http://deasyirzayanti.blog.com/. Diakses pada Tanggal 6 November 2009.

Roma, 2009. Efektifitas Trichoderma sp. Dari Empat Lokasi Wilayah Banjarbaru Terhadap Fusarium Oxysporum Penyebab Penyakit Layu Tomat. http://romacute.wordpress.com/. Diakses pada Tanggal 6 November 2009.

Tidak ada komentar: